“Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1433 H”




Sebentar lagi kita memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharam 1433 H, tepatnya Sabtu 26 November 2011. Marilah sama-sama kita sikapi momentum tersebut dengan muhasabah (introspeksi diri), misalnya apakah ibadah atau amal saleh kita selama ini sudah memenuhi syarat untuk diterima oleh Allah SWT? Yaitu, dilandasi keimanan, ilmu, ikhlas, dan sesuai dengan Sunah Rasul? Bekal amal saleh apa yang sudah kita miliki untuk kehidupan di akhirat kelak?

Benar, muhasabah harus kita lakukan sepanjang waktu, hari demi hari, bahkan detik demi detik. Tapi setidaknya, pergantian tahun baru Islam menjadi “momentum tahunan” muhasabah.

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al-Hasyr: 18).

Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma’ani: “Setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. Karena hidup di dunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akhirat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya”.

Umar bin Khottob mengatakan: Hasibu anfusakum qobla antuhasabu. “Evaluasilah (hisablah) dirimu sendiri sebelum kalian dihisab (di hadapan Allah kelak)”.
Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1433 Hijriyah, kita juga harus memaknai peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah yang menjadi awal perhitungan kalender Islam (makanya disebut Kalender Hijriyah, dari kata hijrah).

Hijrah artinya pindah, dari hal-hal yang tidak baik menjadi hal-hal yang baik dan pengertiannya bukan hanya sekedar fisik seperti pindah tempat, rumah, kantor atau yang lain. Intinya adalah peningkatan kualitas mulai dari hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dan terus-menerus dilakukan dengan landasan istiqomah dan Rahman Rahim. 

Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untuk menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintahnya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa Manusia Adalah Hambanya Yang Memiliki Tugas Untuk Beribadah. kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita. Kalaulah ditahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan, maka marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja, bermasyarakat, dan berkreasi. 

bahwa Allah SWT tidak menjadikan kehidupan didunia ini abadi, firmannya dalam alqur’an, surat al-anbya 34-35 : Artinya : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan. Ayat diatas sungguh sangat jelas menerangkan, bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. 

Jika demikian untuk apalagi kita berlama-lama dalam kubangan kemaksiatan, dan untuk apalagi kita menunggu hari esok untuk berbuat amalan soleh. Dan bukankah kita sudah tahu bahwa ajal manusia adalah rahasia Allah SWT semata. Firmannya dalam al-Qur’an menyatakan: Artinya :
Tiap-tiap umat memiliki batasan waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula memajukannya. Dengan ayat ini kita dapat memahami bahwa umur kita akan terus berjalan seiring jarum jam berputar, dan kesempatan tidak akan pernah mengiringi putaran jarum jam, dan yang pasti kesempatan itu tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya. Ini berarti umur kita bukannya semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari tahun ketahun umur kita semakin berkurang. 

Ya Allah…Ya Rabb.. Demi melihat Prilaku hamba, hamba sendiri tidak mengasihi dan menyayangi diri hamba sendiri…
Hamba masih berjalan dalam kegelapan, hamba masih membiarkan hati nan kotor yang memimpin kehidupan hamba
Hamba masih membiarkan kezaliman menghias diri, dan hamba masih memudahkan lisan berbohong…
Lalu, bagaimana mungkin hamba ingin mengasihi dan menyayangi sesama???


Mudahkanlah ya Allah di Akhir Tahun Ini dan Awal Tahun ini bagi hamba untuk bertobat
Tetapkanlah keistiqamahan dalam diri hamba, dan biarkan pintu harapan senantiasa terbuka untuk hamba
dan untuk segenap orang-orang yang berkenan menjadi hamba-Mu…


Ya Rabb, … berilah kekuatan pada diri hamba untuk bisa memerhatikan dan memedulikan sesama…
Karena hamba tahu, jalan keselamatan, khususnya untuk orang-orang seperti hamba yang bermandikan dosa dan berpakaian maksiatadalah dengan banyak-banyak menolong sesama dan banyak-banyak meringankan penderitaan sesama…

Ya Rabb…Engkau yang Maha Kuat berfirman, lewat Nabiyallah Muhammad Rasul-Mu, bahwa siapa saja yang ingin diringankan penderitaannya, hendaknya ia ringankan penderitaan sesama…
Siapa saja yang ingin diangkat kesusahannya, angkatlah kesusahan sesama…
Dan bahwa siapa saja yang menginginkan pertolongan-Mu, hendaknya ia menolong sesama…
Mudah-mudahan kami bisa merubah kea rah yang lebih baik atas keridhoan-Mu Ya Robb..Aamiin …


“Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1433 H”


By. Handira Informasi

Komentar